Powered By Blogger

Senin, 01 November 2010

Perjuangan......buah hatiku

Disuatu pagi tidak terasa jam dinding kamar sudah menunjukkan pukul 04.30 pagi,...ketika istriku tercinta membangunkanku untuk segera menunaikan sholat subuh,...begitu juga putraku yang baru kelas 5 SD, ikut terbangun, sebelum kami bangunkan dari lelap tidurnya, hal ini memang tidak seperti biasanya.,  pada tahun-tahun yang lalu. Ada dorongan semangat yang membuat putraku dengan kesadaran diri, ikut bangun pagi, bahkan akhirnya saya dan istri tahu kalau putraku sudah pasang weker pada pukul 5, terbukti ada bunyi tit..tit..tit......tit...tit....tit, dari kamarnya tepat pukul 5 pagi. Artinya dia sudah merencanakan untuk bangun lebih pagi.

Ya...memang  ada  sesuatu  yang  berubah, ....selama  ini  kami  merasa  kesulitan, untuk menumbuhkan rasa           '' butuh ''  dalam  dirinya  untuk  belajar....akhir-akhir  ini sejak naik kelas 5, sedikit  demi  sedikit  kemauan dia untuk belajar muncul,.....kami sebagai orang tua sempat was-was juga ketika putra kami yang hampir menginjak kelas 5 SD, belum mempunyai kesadaran diri untuk belajar, memang ada perbedaan dengan mbaknya dulu, yang sejak TK, sudah muncul kemauan belajarnya, dan sebagai buah hasilnya adalah bukti  prestasi yang telah dicapainya, selepas SD, bisa meneruskan di SMP terbaik di kota Jogja, begitu pula SMA nya, bahkan kedua fase tadi dilaluinya masing-masing hanya 2 tahun, karena masuk di program akselerasi, sampai dengan dia kuliah di fakultas farmasi UNAIR, prestasinya masih juga menonjol, jika dilihat dari indeks prestasinya, dia juga full aktifitas di kampus, ikut berbagai organisasi yang ada di kampusnya, lebih-lebih UNAIR mewajibkan mahasiswanya ikut kegiatan mahasiswa sebagai syarat kelulusannya nanti, mudah-mudahan putriku selalu dimudahkan langkahnya oleh Alloh, amiiin.  Disinilah letak  keragaman pembawaan setiap anak dalam belajar, masing-masing anak mempunyai karakter berbeda-beda, dan kita sebagai orangtua wajib mengetahui karakter dan langgam belajar putra-putri kita. Sehingga kita tetap bisa menjadi orangtua yang bijak, yang bisa mengerti segala potensi yang ada pada anak-anak kita, termasuk kekurangan dan kelebihannya, sehingga kita bisa tepat  dimana dan bagaimana kita memposisikan diri dalam mendampingi putra-putri kita dalam belajar. 

Multiple Intelligence yang dipunyai setiap insanlah sebenarnya kuncinya, dan cara untuk melihat fenomena ini, sekarang sudah banyak teknologi yang bisa dipakai, kita tinggal memilih, sesuai kemantapan kita, ada yang dengan deteksi sidik jari, ada yang dengan optimalisasi otak tengah dan lain-lain.

Hasil belajar akan lebih baik jika kesadaran muncul dari insan yang belajar, dan sesuai dengan  langgam belajarnya, karena dengan kesadarannya tersebut, yang bersangkutan akan nyaman, karena tidak terpaksa atau tidak merasa dipaksa.

Kembali ke pokok pembicaraan, setelah kami berdiskusi, untuk mencari tahu energi apa gerangan yang mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku putra kami tersebut, apakah memang sudah saat nya kesadaran untuk belajar itu sudah waktunya muncul, apakah ada stimulus yang lain....selidik punya selidik, akhirnya ketemu juga '' sesuatu ''   tersebut ; sejak naik kelas 5, wali kelas anak saya menugaskan setiap siswanya untuk membuat catatan  kegiatan belajar di rumah pada buku khusus, untuk monitoring kegiatan tersebut orang tua dilibatkan untuk ikut menandatangani pada kolom yang berdampingan dengan kolom tanda tangan wali kelas. Kemudian setiap ada ulangan harian, orang tua murid juga diharuskan menandatangani kertas hasil ulangan harian, sebelum nilai hasil ulangan tersebut dimasukkan dalam buku nilai guru.

Ternyata langkah sederhana dari wali kelas  ini  membawa dampak yang cukup besar bagi anak saya, secara umum  cara ini bisa mengajarkan kepada para siswa untuk berani bertanggungjawab dan jujur, bertanggungjawab karena apapun nilai hasil ujian, adalah hasil belajar mereka yang harus dilaporkan kepada orangtua, mau nilainya jelek atau bagus, harus  dilaporkan, dan ternyata anak juga punya rasa malu kalau nilai yang disodorkan kepada orangtuanya selalu jelek, ada juga yang merasa takut karena orangtuanya temperamental, pasti kena marah kalau nilainya jelek, dari rasa malu, takut atau apapun yang dirasakan anak, pastilah hal tersebut akan menjadi cambuk baginya untuk berbuat yang terbaik, agar nilai ulangannya bagus.

Dari sisi orangtua, dengan kegiatan tersebut dituntut agar selalu bisa mendampingi anak dalam belajar, mengerti tentang pokok bahasan yang dipelajari anak, barulah orangtua menorehkan tandatangan pada buku monitoring belajar tadi, jadi baik anak maupun orangtua dituntut untuk jujur.

Dalam buku monitoring tersebut, juga akan dilaporkan kejadian di kelas yang melibatkan anak kita, terbukti anak saya pernah mendapat catatan khusus pada buku monitoring tersebut, gara-gara ribut dengan temannya saat guru menjelaskan pelajaran, juga catatan keterlambatan masuk kelas termonitor pada buku tersebut.

Y a, langkah ini adalah langkah taktis bagi ibu guru kelas tersebut dalam rangka berbagi tanggungjawab, dengan orangtua siswa dalam membimbing para siswa dalam belajar, rupa-rupanya ibu guru tersebut menyadari bahwa waktu si anak paling banyak adalah di rumah, oleh sebab itu  pembelajaran di sekolah tidak akan pernah optimal hasilnya tanpa keterlibatan kita sebagai orang tua. Dan kita sebagai orangtua sangatlah salah, jika hanya pasrah menyerahkan anak kita kepada sekolah.

Mudah-mudahan  banyak sekolah yang sudah melakukan hal  seperti ini, karena efektifitasnya  terbukti cukup handal, apabila sekolah belum melakukan, kita sebagai orangtua, bisa mengusulkan  melalui dewan kelas atau  berdiskusi dengan guru secara langsung, maupun lewat forum-forum komunikasi sekolah dengan wali murid, agar dapat kiranya dilakukan kegiatan monitoring belajar siswa seperti ini. 

Mudah-mudahan perubahan sikap dan perilaku belajar anak saya ini berkelanjutan, dan dialami oleh semua rekan-rekannya, dengan harapan bisa semakin menumbuhkan persaingan sehat dalam meraih prestasi tinggi di sekolah. Hanya ada satu yang belum berubah,..........setiap pagi berangkat ke sekolah dipundak dan punggung anak ku masih selalu menggelantung beban yang cukup berat, karena berbagai macam buku yang harus dibawa setiap harinya, semoga bukan menjadikan penghambat dalam pertumbuhan tulangnya yang memang baru dalam usia pertumbuhan, melainkan justru akan menambah tegap tubuhnya, sehingga postur tubuhnya semakin gagah, yang tentunya akan menambah gantengnya anakku.....SELAMAT BERJUANG BUAH HATIKU........

Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar